Dira Elita (09321015)
Banyaknya pilihan susu formula di pasaran, ditambah perubahan gaya
hidup membuat para ibu zaman sekarang lebih memilih susu formula
daripada ASI ekseklusif. Padahal ada satu zat penting untuk bayi yang
tidak terdapat dalam susu formula. Zat tersebut adalah kolostrum. Apa
itu kolostrum? kolostrum adalah susu istimewa yang diproduksi pada
trimester III kehamilan sampai dengan hari ketiga atau keempat setelah
persalinan. Kolostrum ini biasanya berwarna kuning sampai oranye dan
lengket serta tebal. Mempunyai kandungan lemak rendah sedangkan kaya
akan karbohidrat, protein. Dan mengandung antibodi tinggi untuk menjaga
kekebalan tubuh anak.
Kolostrum bekerja sebagai vaksin alamiah dan sangat aman untuk
dikonsumsi bayi baru lahir. Kolostrum mengandung antibodi dalam jumlah
cukup besar yang disebut Imunoglobin sekretorik A (IgA). IgA merupakan
zat baru pada bayi baru lahir. Sebelum bayi lahir, ia mendapat antibodi
lain yang disebut IgG melalui Plasenta. IgG bekerja melalui sistem
sirkulasi bayi sedangkan IgA melindungi bayi di tempat-tempat yang
sering diserang kuman, yaitu selaput lendir di tenggorokan, paru, usus.
Kolostrum sangat mudah untuk dicerna dan merupakan makanan bayi yang
sangat sempurna. Kolostrum juga memiliki efek pencahar untuk bayi baru
lahir sehingga membantu untuk mengeluarkan tinja untuk pertama kalinya.(
http://www.infoasi.com/informasi-tentang-apa-itu-kolostrum/ , Diakses tanggal 10 april 2012)
Menurut Infoasi.com, Pengeluran tinja untuk pertama kali penting
karena Billirubin yang berlebih pada tubuh bayi juga ikut dikeluarkan
bersama tinja pertama. Billirubin yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya kuning (Jaudince). Kolostrum tidak hanya menyediakan gizi
sempurna untuk bayi baru lahir. Sejumlah sel-sel hidup untuk memberikan
pertahanan pada bayi melawan kuman berbahaya juga tersedia pada
kolostrum. Kadar kekebalan dalam kolostrum ini lebih tinggi daripada
susu.
Masih menurut Infoasi.com tentang kolostrum, kolostrum juga berperan
penting untuk saluran cerna bayi. Karena usus bayi baru lahir biasanya
Permeable atau berlubang, Kolostrum berfungsi untuk menambal lubang di
saluran cerna. Dalam kolostrum juga terkandung kadar sel darah putih
yang tinggi untuk memproteksi dan menghancurkan bakteri penyebab
penyakit. Kolostrum dapat berubah menjadi susu yang lebih matang selama
dua minggu pertama setelah bayi lahir. Pada masa transisi ini kadar
antibodi dalam susu berkurang namun volume susu akan meningkat. Selama
bayi memperoleh ASI, ia akan mendapat perlindungan karena bahan-bahan
pelawan penyakit tidak ikut hilang bersama Kolostrum.
Kapasitas lambung bayi yang berusia satu hari sekitar 5-7 ml atau
sebesar kelereng. Lambung bayi berusia satu hari tidak dapat meregang
untuk menampung lebih banyak makanan. Karena dindingnya masih kaku, susu
yang berlebih sering dikeluarkan lagi. Kolostrum merupakan jumlah
takaran yang tepat untuk bayi berusia satu hari. Kolostrum mengandung
Vitamin dan Mineral dengan kombinasi sempurna yang dibutuhkan
metabolisme , pertumbuhan, dan perkembangan normal. Vitamin dan mineral
berfungsi sebagai Co-Enzim untuk membantu proses kimiawi dalam tubuh
berjalan dengan benar. Kolostrum mengandung asam amino yang merupakan
protein pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan. (http://www.infoasi.com/manfaat-dari-kolostrum/ , diakses tanggal 10 april 2012)
Dengan banyaknya manfaat serta pentingnya Kolostrum untuk bayi baru
lahir, seharusnya zat tersebut tidak digantikan oleh susu pengganti atau
PASI. Tetapi karena banyaknya pilihan susu formula di pasaran serta
anggapan seputar ASI membuat banyak para ibu tidak lagi memberikan ASI
untuk anaknya. Seperti yang ditulis oleh Soetjiningsih dalam bukunya
Tumbuh Kembang Anak (1997), Di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang tidak
memberikan ASI secara ekseklusif pada bayi, karena kaum ibu lebih suka
memberikan susu formula daripada ASI. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan
ibu, penyakit ibu, serta ibu-ibu yang beranggapan apabila ibu menyusui
maka payudara tidak indah lagi sehingga suami tidak sayang. Padahal
segala nutrisi penting yang ada dalam ASI tidak bisa begitu saja
digantikan oleh susu formula. ASI yang telah diberikan oleh Allah SWT
kepada para ibu untuk anaknya memang sudah sesuai takaran dan kebutuhan
dari bayi itu sendiri. kandungan ASI dalam setiap payudara ibu
berbeda-beda karena disesuaikan oleh kondisi bayi tersebut.
Kolostrum yang merupakan susu pertama sebelum ASI benar-benar matang
bahkan sudah terkandung di dalam susu formula. Walaupun kolostrum
tersebut bukan merupakan kolostrum dari ASI manusia melainkan kolostrum
sapi. Penggunaan kolostrum sapi pada susu formula ini disebabkan karena
ketika melahirkan, sapi menghasilkan kolostrum dalam jumlah banyak.
Kolostrum sapi merupakan satu-satunya kolostrum yang mendekati atau
mirip seperti kolostrum yang dihasilkan manusia. Kolostrum sapi juga
dapat berguna bagi manusia atau makhluk mamalia yang menyusui lainnya.
Menurut Tanyadokteranda.com tentang penggunaan kolostrum sapi pada bayi
baru lahir. Kolostrum sapi bisa saja digunakan untuk menggantikan
kolostrum dari ASI. Tetapi, tidak ada satupun kolostrum pengganti yang
sesempurna kolostrum ASI. Bila tidak ada kondisi yang menghalangi ibu
untuk menyusui bayi, maka berikanlah kolostrum terutama pada masa awal
kelahiran.
Pemberian susu formula pada bayi sebaiknya bukan sebagai makanan
utama, tetapi lebih kepada pelengkap gizi atau pendamping. Karena
kondisi tubuh dan pencernaan bayi yang belum sempurna pada masa awal
kelahiran, pemberian susu formula pada bayi baru lahir menjadi kurang
cocok. Susu formula dapat diberikan ketika bayi berusia 6 bulan. Karena
pada saat usia tersebut, kolostrum sudah berubah menjadi ASI dan
kandungan Proteinnya sudah menurun. Bayi membutuhkan gizi pendamping
lain seperti makanan yang mulai diberikan ketika bayi berusia 6 bulan
dan susu formula untuk penunjang pertumbuhan bayi.
Pemberian susu formula pada bayi baru lahir nyatanya menimbulkan
masalah kesehatan dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. Angka
kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara berkembang
masih tinggi. Lebih-lebih pada anak-anak yang sedang mendapat susu
formula dibandingkan dengan anak yang sedang mendapat ASI. Meningkatnya
penggunaan susu formula dapat menimbulkan berbagai masalah, misalnya
kekurangan kalori protein tipe marasmus, moniliasis pada mulut, dan
diare karena infeksi (soetjiingsih,1997). Bahkan pada penelitian lain
juga menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula dapat mengalami
kesakitan diare 10 kali lebih banyak yang menyebabkan angka kematian
pada bayi. Infeksi usus karena bakteri dan jamur 4 kali lebih banyak,
sariawan mulut karena jamur 6 kali lebih banyak. Penelitian di Jakarta
memperlihatkan presentasi kegemukan atau obesitas terjadi pada bayi yang
mengkonsumsi susu formula sebesar 3,4% dan kerugian lain menurunnya
tingkat kekebalan terhadap asma dan alergi (Dwinda,2006).
Pemberian susu formula pada bayi yang seharusnya mendapatkan ASI
menunjukkan bahwa kandungan zat-zat penting dalam ASI tidak bisa
digantikan oleh susu formula. Apalagi untuk masalah kekebalan tubuh dan
perlindungan organ-organ penting bayi baru lahir yang memang belum
sempurna. Pemberian ASI pada bayi khususnya yang baru lahir selain
melindungi organ penting, juga berfungsi untuk menenangkan bayi. Bayi
yang baru lahir biasanya kaget karena lingkungan baru yang asing
baginya. Pemberian ASI melalui sentuhan dari kulit ke kulit dapat
menenangkan dan membuat bayi merasa nyaman. Lagipula, takaran ASI memang
sudah sesuai untuk bayi dan sudah terjamin kebersihannya. Berbeda
dengan susu formula yang harus diberikan dengan takaran tepat dan
memerlukan peralatan yang benar-benar higienis. Sebenarnya bayi bisa
diberikan susu formula semenjak lahir dengan catatan ibunya mengidap
penyakit tertentu seperti Tuberculosis (TBC) atau AIDS. Tetapi jika
ibunya dalam keadaan sehat mengapa tidak memberikan ASI juga?
Sumber : https://parapenuliskreatif.wordpress.com/category/artikel-ilmiah-populer/page/2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar