Renata Pertiwi Isadi (09321077)
Wasabi. Bagi Anda yang sudah akrab dengan masakan Jepang, seperti
sushi dan sashimi (irisan hewan laut), pasti sudah tidak asing lagi
dengan kata ini. Ya, wasabi adalah pasta warna hijau muda yang
biasa disajikan bersama sushi dan sashimi. Wasabi adalah penyedap rasa
khas Jepang yang rasanya pedas, namun rasa pedasnya berbeda dengan
cabai, karena wasabi tidak pedas di lidah melainkan di hidung dan
tenggorokan.
Saat disajikan bersama makanan, wasabi sebenarnya memiliki fungsi
tersendiri dalam penyajian tersebut. Selain sebagai penyedap rasa, rasa
pedas pada wasabi yang mengandung isotiosiant ternyata bersifat
antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jadi memang
cocok disajikan bersama dengan makanan mentah seperti sushi dan sashimi.
Bahan pembuat wasabi ini adalah tumbuhan yang juga bernama wasabi.
Tumbuhan wasabi ini merupakan keluarga dari jenis kubis atau lobak.
Tumbuhan wasabi hanya hidup di aliran air yang bersih dan sejuk. Oleh
karena itu akan lebih sering ditemui pada daerah pegunungan, seperti di
pegunungan Honshu, Kyushu, dan Shikoku di Jepang.
Menurut sejarah, awalnya wasabi tumbuh liar di hulu Sungai Abe,
Prefektur Shizuoka. Kemudian penduduk desa mencabut wasabi yang tumbuh
liar tersebut, lalu memindahkannya di lahan sekitar mata air. Sejak saat
itulah pembudidayaan wasabi dimulai, yaitu sekitar tahun 1596-1615,
terlebih setelah diketahui rasanya yang enak dan banyak manfaat yang
didapat dari wasabi.
Bagian utama yang digunakan dari wasabi adalah akarnya. Akar wasabi
bentuknya menyerupai lobak dan memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat
dari akar wasabi di antaranya, dapat mengaktifkan antioksidan dalam
tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri,
mengaktifkan fase enzim untuk proses detoksifikasi atau pengeluaran
racun dalam tubuh, menangkal keracunan makanan yang disebabkan oleh
mikroba, membersihkan organ hati sebagai pembentuk cairan
empedu, menciptakan berbagai enzim pencernaan makanan, melindungi dari
serangan kanker perut, kanker usus besar, dan kenker payudara, mengobati
sakit gigi dengan mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan
lubang pada gigi, serta membantu proses pembekuan darah. Selain itu
wasabi juga berkhasiat sebagai perangsang hasrat seksual bagi laki-laki.
Penggunaan wasabi tidak hanya dengan dimakan, namun juga bisa
diaplikasikan langsung pada kulit. Wasabi yang dapat mengaktifkan
antioksidan dapat melindungi dan mengobati kulit dari radikal bebas.
Banyak industri perawatan kulit yang memasukkan bahan ini ke dalam
produknya. Di antaranya sebagai bahan facial dan perawatan tubuh di spa-spa.
Sayangnya wasabi hanya bisa dipanen setelah 3-4 tahun masa tanamnya.
Hal ini yang menyebabkan harga wasabi menjadi mahal di samping
manfaatnya yang sangat besar. Walau sebenarnya ada jenis wasabi yang
ditanam di ladang dan dapat dipanen hanya dalam waktu 18 bulan, namun
manfaatnya berbeda dengan wasabi yang ditanam di aliran air. Untuk
memenuhi kebutuhan wasabi, masyarakat Jepang bahkan rela mengimpor
sejumlah besar wasabi dari daratan Tiongkok, Taiwan, dan Selandia Baru.
Produk olahan dari wasabi ada berbagai macam. Tersedia bubuk wasabi dalam kemasan kaleng dan juga pasta wasabi dalam kemasan tube.
Bahkan di Jepang daun dan bunga wasabi digoreng sebagai tempura
(digoreng bersama tepung). Selain untuk perasa pada makanan mentah,
ternyata wasabi juga menjadi salah satu campuran pada beberapa bahan
pembuat es krim.
Ada sebuah pertanian bernama Daio Wasabi Farm yang letaknya di daerah
Hotaka, Jepang. Pertanian tersebut khusus menanam wasabi. Tidak hanya
sebagai lahan pertanian, namun pemiliknya juga membuat cafe dan minimarket
untuk segala macam hasil produksi wasabi. Produknya sangat bervariasi,
mulai dari wasabi dalam berbagai kemasan, es krim wasabi, bakpau wasabi,
dan masih banyak lagi.
Sumber : https://parapenuliskreatif.wordpress.com/category/artikel-ilmiah-populer/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar