Jumat, 18 November 2016

Wasabi, Si Pedas yang Berkhasiat

Renata Pertiwi Isadi (09321077)










Wasabi. Bagi Anda yang sudah akrab dengan masakan Jepang, seperti sushi dan sashimi (irisan hewan laut), pasti sudah tidak asing lagi dengan kata ini. Ya, wasabi adalah pasta warna hijau muda yang biasa disajikan bersama sushi dan sashimi. Wasabi adalah penyedap rasa khas Jepang yang rasanya pedas, namun rasa pedasnya berbeda dengan cabai, karena wasabi tidak pedas di lidah melainkan di hidung dan tenggorokan.
Saat disajikan bersama makanan, wasabi sebenarnya memiliki fungsi tersendiri dalam penyajian tersebut. Selain sebagai penyedap rasa, rasa pedas pada wasabi yang mengandung isotiosiant ternyata bersifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jadi memang cocok disajikan bersama dengan makanan mentah seperti sushi dan sashimi.
Bahan pembuat wasabi ini adalah tumbuhan yang juga bernama wasabi. Tumbuhan wasabi ini merupakan keluarga dari jenis kubis atau lobak. Tumbuhan wasabi hanya hidup di aliran air yang bersih dan sejuk. Oleh karena itu akan lebih sering ditemui pada daerah pegunungan, seperti di pegunungan Honshu, Kyushu, dan Shikoku di Jepang.
Menurut sejarah, awalnya wasabi tumbuh liar di hulu Sungai Abe, Prefektur Shizuoka. Kemudian penduduk desa mencabut wasabi yang tumbuh liar tersebut, lalu memindahkannya di lahan sekitar mata air. Sejak saat itulah pembudidayaan wasabi dimulai, yaitu sekitar tahun 1596-1615, terlebih setelah diketahui rasanya yang enak dan banyak manfaat yang didapat dari wasabi.
Bagian utama yang digunakan dari wasabi adalah akarnya. Akar wasabi bentuknya menyerupai lobak dan memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat dari akar wasabi di antaranya, dapat mengaktifkan antioksidan dalam tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri, mengaktifkan fase enzim untuk proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh, menangkal keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroba, membersihkan organ hati sebagai pembentuk cairan empedu, menciptakan berbagai enzim pencernaan makanan, melindungi dari serangan kanker perut, kanker usus besar, dan kenker payudara, mengobati sakit gigi dengan mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lubang pada gigi, serta membantu proses pembekuan darah. Selain itu wasabi juga berkhasiat sebagai perangsang hasrat seksual bagi laki-laki.
Penggunaan wasabi tidak hanya dengan dimakan, namun juga bisa diaplikasikan langsung pada kulit. Wasabi yang dapat mengaktifkan antioksidan dapat melindungi dan mengobati kulit dari radikal bebas. Banyak industri perawatan kulit yang memasukkan bahan ini ke dalam produknya. Di antaranya sebagai bahan facial dan perawatan tubuh di spa-spa.
Sayangnya wasabi hanya bisa dipanen setelah 3-4 tahun masa tanamnya. Hal ini yang menyebabkan harga wasabi menjadi mahal di samping manfaatnya yang sangat besar. Walau sebenarnya ada jenis wasabi yang ditanam di ladang dan dapat dipanen hanya dalam waktu 18 bulan, namun manfaatnya berbeda dengan wasabi yang ditanam di aliran air. Untuk memenuhi kebutuhan wasabi, masyarakat Jepang bahkan rela mengimpor sejumlah besar wasabi dari daratan Tiongkok, Taiwan, dan Selandia Baru.
Produk olahan dari wasabi ada berbagai macam. Tersedia bubuk wasabi dalam kemasan kaleng dan juga pasta wasabi dalam kemasan tube. Bahkan di Jepang daun dan bunga wasabi digoreng sebagai tempura (digoreng bersama tepung). Selain untuk perasa pada makanan mentah, ternyata wasabi juga menjadi salah satu campuran pada beberapa bahan pembuat es krim.
Ada sebuah pertanian bernama Daio Wasabi Farm yang letaknya di daerah Hotaka, Jepang. Pertanian tersebut khusus menanam wasabi. Tidak hanya sebagai lahan pertanian, namun pemiliknya juga membuat cafe dan minimarket untuk segala macam hasil produksi wasabi. Produknya sangat bervariasi, mulai dari wasabi dalam berbagai kemasan, es krim wasabi, bakpau wasabi, dan masih banyak lagi.

Sumber : https://parapenuliskreatif.wordpress.com/category/artikel-ilmiah-populer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar